LONDON, KOMPAS.com - Di tengah perkembangan teknologi informasi dan komunikasi bidang pendidikan secara global yang terus berkembang, Indonesia mampu ambil bagian untuk menjadi pemain yang mengisi materi atau content teknologi pendidikan. Perusahaan piranti lunak Indonesia PT Pesona Edukasi, yang mengembangkan pembelajaran sains dan Matematika mendapat pengakuan sebagai perusahaan yang juga memiliki daya saing internasional.
Belum banyak perusahaan di Asia mengembangkan ini dibandingkan dengan Amerika atau Eropa. Ini prestasi yang membanggakan sekaligus menantang.
-- Bambang Juwono
Pada malam penganugerahan British Education & Training Technology (BETT) Awards di London, Selasa (12/1/2011) malam waktu setempat, karya anak bangsa yang dikembangkan PT Pesona Edukasi atau di dunia Internasional, yang dikenal sebagai AmazingEdu Software, itu masuk sebagai salah satu dari tujuh finalis dalam kategori Secondary, FE & Skills Digital Content. Meskipun software Amazing Physics yang dijagokan Indonesia tidak keluar sebagai pemenang di kategori tersebut, pengakuan itu dinilai sebagai prestasi yang membanggakan.
Pemenang di kategori tersebut adalah Lightbox Education and Parliament's Education Service. Peranti lunak tersebut mengajarkan generasi muda untuk mengerti parlemen dan demokrasi. Hadir pada malam penghargaan itu Managing Director PT Pesona Edukasi Bambang Juwono, Marketing Director PT Pesona Edukasi Hary Candra, dan Atase Pendidikan Kedutaan Besar Indonesia di Inggris TA Fauzi Soelaiman. Hadir juga di acara itu distributor resmi software AmazingEdu dari Singapura dan Belanda.
Ray Barker, Direktur BESA yang juga Ketua Juri BETT Awards 2011, mengatakan penghargaan BETT Awards yang digagas Inggris dan memasuki tahun penyelenggaraan ke-27 ini telah menjadi salah satu pameran dan penghargaan terbesar dunia bagi pemain-pemain di industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pendidikan. Perusahaan-perusahaan yang diunggulkan dalam setiap kategori dinilai mampu memenuhi kebutuhan dunia pendidikan untuk meningkatkan proses pembelajaran di sekolah.
Adapun penghargaan BETT Awards meliputi 12 kategori ditambah satu penghargaan untuk tokoh yang berjasa dalam pengembangan TIK pendidikan. Produk yang dinilai bukan yang hanya terkait langsung dengan pembelajaran bagi siswa, tetapi juga teknologi yang membantu peningkatan layanan dan efektivitas manajemen sekolah, kebutuhan belajar anak-anak berkebutuhan khusus, hingga yang mendukung keberpihakan pada lingkungan hidup.
Bambang Juwono mengatakan, Indonesia memiliki peluang untuk mengembangkan software pendidikan yang berdaya saing global.
"Pengakuan sebagai finalis ini bisa jadi langkah awal untuk melihat kesempatan yang bisa diambil Indonesia. Belum banyak perusahaan di Asia yang mengembangkan ini dibandingkan dengan Amerika atau Eropa. Tentu, ini prestasi yang membanggakan sekaligus menantang," ujar Bambang.
Langkah awal
Selain acara penghargaan BETT Awards juga digelar pameran TIK pendidikan. Sekitar 500 lebih perusahaan TIK bidang pendidikan dari seluruh dunia ambil bagian di pameran tersebut. Selain itu, digelar pula seminar yang memaparkan sekitar 100 topik bahasan yang dapat dihadiri pendidik, pengambil kebijakan, hingga pengusaha-pengusaha.
Ray Baker mengatakan, kreativitas dan inovasi yang dikembangkan lewat pemanfaatan TIK untuk pendidikan kini terus berkembang. Teknologi yang juga telah mempengaruhi perkembangan metode pembelajaran di ruang-ruang kelas tersebut mampu memberi peluang yang menyenangkan bagi guru dan siswa untuk mengeksplorasi budaya dan lingkungan di luar dinding kelas.
Hadirnya teknologi yang terintegrasi dengan proses pembelajaran di sekolah bukan hanya mengubah cara belajar siswa yang semakin interaktif. Beragam teknologi pembelajaran yang berkembang dewasa ini mampu meningkatkan partisipasi, konsentrasi, dan kegembiraan belajar di semua level pendidikan.
Dunia teknologi informasi dan komunikasi terus berubah. Karena itu, pengguna mulai dari siswa sebagai generasi digital masa kini dan profesional di sekolah perlu keyakinan, bahwa mereka dapat memanfaatkannya dalam proses pembelajaran sesuai kebutuhan, benar secara nilai-nilai pendidikan, dan bernilai ekonomi.
Kebutuhan dunia pendidikan pada teknologi yang dapat memacu peningkatan proses pembelajaran dan efisiensi dalam sistem manajemen di sekolah akan menantang perusahaan di industri teknologi pendidikan untuk secara kontinyu berinovasi guna menemukan kebutuhan pasar yang terus berubah
Belum banyak perusahaan di Asia mengembangkan ini dibandingkan dengan Amerika atau Eropa. Ini prestasi yang membanggakan sekaligus menantang.
-- Bambang Juwono
Pada malam penganugerahan British Education & Training Technology (BETT) Awards di London, Selasa (12/1/2011) malam waktu setempat, karya anak bangsa yang dikembangkan PT Pesona Edukasi atau di dunia Internasional, yang dikenal sebagai AmazingEdu Software, itu masuk sebagai salah satu dari tujuh finalis dalam kategori Secondary, FE & Skills Digital Content. Meskipun software Amazing Physics yang dijagokan Indonesia tidak keluar sebagai pemenang di kategori tersebut, pengakuan itu dinilai sebagai prestasi yang membanggakan.
Pemenang di kategori tersebut adalah Lightbox Education and Parliament's Education Service. Peranti lunak tersebut mengajarkan generasi muda untuk mengerti parlemen dan demokrasi. Hadir pada malam penghargaan itu Managing Director PT Pesona Edukasi Bambang Juwono, Marketing Director PT Pesona Edukasi Hary Candra, dan Atase Pendidikan Kedutaan Besar Indonesia di Inggris TA Fauzi Soelaiman. Hadir juga di acara itu distributor resmi software AmazingEdu dari Singapura dan Belanda.
Ray Barker, Direktur BESA yang juga Ketua Juri BETT Awards 2011, mengatakan penghargaan BETT Awards yang digagas Inggris dan memasuki tahun penyelenggaraan ke-27 ini telah menjadi salah satu pameran dan penghargaan terbesar dunia bagi pemain-pemain di industri teknologi informasi dan komunikasi (TIK) pendidikan. Perusahaan-perusahaan yang diunggulkan dalam setiap kategori dinilai mampu memenuhi kebutuhan dunia pendidikan untuk meningkatkan proses pembelajaran di sekolah.
Adapun penghargaan BETT Awards meliputi 12 kategori ditambah satu penghargaan untuk tokoh yang berjasa dalam pengembangan TIK pendidikan. Produk yang dinilai bukan yang hanya terkait langsung dengan pembelajaran bagi siswa, tetapi juga teknologi yang membantu peningkatan layanan dan efektivitas manajemen sekolah, kebutuhan belajar anak-anak berkebutuhan khusus, hingga yang mendukung keberpihakan pada lingkungan hidup.
Bambang Juwono mengatakan, Indonesia memiliki peluang untuk mengembangkan software pendidikan yang berdaya saing global.
"Pengakuan sebagai finalis ini bisa jadi langkah awal untuk melihat kesempatan yang bisa diambil Indonesia. Belum banyak perusahaan di Asia yang mengembangkan ini dibandingkan dengan Amerika atau Eropa. Tentu, ini prestasi yang membanggakan sekaligus menantang," ujar Bambang.
Langkah awal
Selain acara penghargaan BETT Awards juga digelar pameran TIK pendidikan. Sekitar 500 lebih perusahaan TIK bidang pendidikan dari seluruh dunia ambil bagian di pameran tersebut. Selain itu, digelar pula seminar yang memaparkan sekitar 100 topik bahasan yang dapat dihadiri pendidik, pengambil kebijakan, hingga pengusaha-pengusaha.
Ray Baker mengatakan, kreativitas dan inovasi yang dikembangkan lewat pemanfaatan TIK untuk pendidikan kini terus berkembang. Teknologi yang juga telah mempengaruhi perkembangan metode pembelajaran di ruang-ruang kelas tersebut mampu memberi peluang yang menyenangkan bagi guru dan siswa untuk mengeksplorasi budaya dan lingkungan di luar dinding kelas.
Hadirnya teknologi yang terintegrasi dengan proses pembelajaran di sekolah bukan hanya mengubah cara belajar siswa yang semakin interaktif. Beragam teknologi pembelajaran yang berkembang dewasa ini mampu meningkatkan partisipasi, konsentrasi, dan kegembiraan belajar di semua level pendidikan.
Dunia teknologi informasi dan komunikasi terus berubah. Karena itu, pengguna mulai dari siswa sebagai generasi digital masa kini dan profesional di sekolah perlu keyakinan, bahwa mereka dapat memanfaatkannya dalam proses pembelajaran sesuai kebutuhan, benar secara nilai-nilai pendidikan, dan bernilai ekonomi.
Kebutuhan dunia pendidikan pada teknologi yang dapat memacu peningkatan proses pembelajaran dan efisiensi dalam sistem manajemen di sekolah akan menantang perusahaan di industri teknologi pendidikan untuk secara kontinyu berinovasi guna menemukan kebutuhan pasar yang terus berubah